Kamis, 08 Maret 2012

Tes dan Jenis-jenis Tes


TES
Tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut. Prestasi atau tingkah laku tersebut dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan intruksional pembelajaran atau tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi yang telah diberikan dalam proses pembelajaran, dan dapat pula menunjukkan kedudukan siswa yang bersangkutan dalam kelompoknya.
Tes sebagai alat evaluasi hasil belajarmempunyai fungsi, yaitu:
a)              Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.
b)             Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

Bentuk-bentuk Tes :
1.         Bentuk Soal Pilihan Ganda
Keunggulan dari bentuk soal pilihan ganda  antara lain adalah :
Ø  Penskoran mudah, cepat, serta objektif
Ø   Dapat mencakup ruang lingkup bahan atau materi yang luas
Ø  Mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi.
Sedangkan kelemahannya antara lain adalah :
v   Menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama
v   Memberi peluang siswa untuk menebak jawaban
v   Kurang mampu meningkatkan daya nalar siswa.
2. Bentuk Soal Uraian
Keunggulan dari bentuk soal uraian ini, antara lain adalah:
Ø  dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan pikiran,
Ø  menganalisis masalah, dan mengemukakan gagasan secara rinci
Ø  relatif mudah dan cepat menuliskan soalnya
Ø  mengurangi faktor menebak dalam menjawab
Sedangkan kelemahan, antara lain adalah:
v  jumlah materi yang dapat diungkap terbatas
v  Pengoreksian atau scoring lebih sukar dan subjektif
v  tingkat reliabilitas soal relaitf lebih rendah

Ciri-ciri Tes yang Baik

Sebuah test dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi kriteria, sebagai berikut:
1)             Validitas
Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Demikian pula dalam alat-alat evaluasi.Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggiapabila tes itu tersebut betul-betul dapat mengukur hasil belajar.Jadi, bukan sekedar mengukur daya.
2)             Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya. Reliabilitas suatu tes menunjukan atau merupakan sederajat ketetapan, keterandalan atau kemantapan (the level of consistency) tes yang bersangkutan dalam mendapatkan data (skor) yang dicapai seseorang, apabila tes tersebut diberikan kepadanya pada kesempatan (waktu) yang berbeda, atau dengan tes yang pararel (ekivalen) pada waktu yang sama. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan, keajegan, atau konsisten. Artinya, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya.
Beberapa cara untuk mencari reliabilitas suatu tes, antara lain :
a.         Teknik Berulang
Yaitu dengan memberikan tes tersebut kepada sekelompok anak-anak dalam dua kesempatan yang berlainan.misalnya suatu tes diberikan pada kepada group A. selang 3 hari atau seminggu tes tersebut diberikan lagi kepada group A dengan syarat-syarat tertentu.
b.         TeknikBentuk Paralel
Teknik ini mempergunakan dua buah tes yang sejenis (tetapi tidak identik), mengenai isinya; proses mental yang diukur, tingkat kesukaran jumlah item dan aspek-aspek lain.
c.         Teknik belah dua
Ada dua prosedur yang dapat digunakan dalam tes belah dua ini yaitu :
·      Prosedur ganjil-genap, artinya seluruh item yang bernomor ganjil dikumpulkan menjadi satu kelompok dan yang bernomor genap menjadi kelompok yang lain.
·      Prosedur secara random, misalnya dengan jalan lotre, atau dengan jalan menggunakan tabel bilangan random.
3)   Objektivitas
Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektif yang mempengaruhi.Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka obyektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.Ada dua faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes yaitu bentuk tes dan penilaian.
4)   Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang:
v Mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa.
v Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Untuk soal yang obyektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.
v Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan atau diawali oleh orang lain
5)   Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak danwaktu yang lama, baik untuk memproduksinya maupun untuk melaksanakan dan mengolah hasilnya.
Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tes diatas, maka dapat disimpulkan dan dihasilkan alat tes (sosal-soal) yang berkualitas yang memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
1.    Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan
2.    Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan
3.     Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang betul-betul belajar dengan rajin
4.    Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda). harus ada patokan; tugas ditulis konkret. Apa yang harus diminta; harus dijawab berapa lengkap
5.    Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan
6.    Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan yang tidak penting tidak selalu perlu.
Jenis-jenis tes :

·      Berdasarkan tujuannya :

a.         Tes Kecepatan (Speed Test)
          Bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaan yang telah dipelajarinya. Dalam pelaksanaan tes kecepatan  lebih diutamakan waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat dan tepat penyelesaiannya.Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya tes intelegensi, dan tes ketrampilan bongkar pasang suatu alat.
b.         Tes Kemampuan (Power Test)
          Bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam mengungkapkan kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan.Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik.Soal-soal biasanya relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuannya baik analisis, sintesis dan evaluasi.
c.         Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Bertujuan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan. Tes Hasil Belajar (THB), baik itu tes harian (formatif) maupun tes akhir semester (sumatif) bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu.
d.         Tes Kemajuan Belajar ( Gains/Achievement Test)
          Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan yaitu tes untuk mengetahui kondisi awal testi sebelum pembelajaran digunakan pre-tes  dan kondisi akhir testi setelah pembelajaran digunakan post-tes.
·      Berdasarkan kegunaannya :
1.    Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa dimana kelemahan-kelemahan tersebut digunakan untuk memberikan perlakuan yang tepat pada siswa yang bersangkutan.Selain itu tes diagnostik juga digunakan untuk menentukan karakteristik pembelajaran dari siswa secara individu, seperti kepemilikan kemampuan prasyarat, penguasaan objek atau konsep, dan sebab utama kesulitan belajar siswa.
2.    Tes formatif
Tes formatif disebut juga dengan ulangan harian. Penilaian formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pembelajaran, baik dari sisi konten (isi materi) maupun performan (unjuk kerja). Penilaian yang dilakukan adalah penilaian formatif karena sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) penguasaan hasil belajar dan unjuk kerja peserta didik tidak hanya ditunjukkan melalui penguasaan isi (konten), akan tetapi harus juga performan.
3. Tes Sumatif
Tes ini dilaksanakan setelah berakhirnya tugas pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.Di sekolah tes ini disamakan dengan ulangan umum yang biasa dilaksanakan pada tiap pertengahan semester atau akhir semester.
Penilaian Sumatif digunakan setelah siswa menyelesaikan pembelajaran topik/ unit tertentu dan dimanfaatkan untuk menerangkan hasil belajar siswa, memutuskan tingkat efektivitas pembelajaran, menilai metode/ pendekatan pembelajaran dan kurikulum yang dibelajarkan.
·      Berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap, yaitu:
1.    Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berfikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test).Jenis data yang dapat diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
2.     Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar dibidang itu.
3.     Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational Interest).
4.    Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri.Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam menafsirkannya.
5.     Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity).
6.    Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar.

·           Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara menberikan jawaban :
a)              Tes tertulis, yaitu tester dapat mengajukan butir-butir pertanyaan yang dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawaban juga secara tertulis,
b)             Tes lisan, yaitu tester dapat mengajukan butir-butir pertanyaan yang dilakukan secara lisan dan testee memberikan jawaban juga secara lisan.
·      Berdasarkan  jenis variabel atau apanya yang mau diukur :
1.    Tes prestasi belajar atau tes hasil belajar (achievement test).
Tes hasil belajar adalah suatu tes yang mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas, yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai. Kelebihan tes ini adalah: bahwa hasil skor dan nilai yang sungguh relevan dan akurat dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sesuai dengan kemampuannya.
Kelemahan tes hasil belajar adalah:
ü   Hasil tes prestasi belajar tidak pernah mencapai kecermatan dan akurasi yang sangat tinggi.
ü   Tes hasil belajar yang dipakai guru biasanya belum dicobakan lebih dahulu pada sekelompok besar siswa, sehingga pada umumnya taraf reliabilitas, taraf validitas, taraf keskaran dan taraf pembeda item-itemnya belum meyakinkan.
2.    Tes bakat umum .
Menurut Hilgard, ”Tes bakat adalah tes yang didesain untuk mengukur kapasitas, meramalkan apa yang dapat dicapai seseorang pada masa datang melalui pendidikan atau latihan. Tes bakat umum bertujuan untuk mengukur kecakapan potensial agar siswa dapat mengikuti pelajaran sekolah dan bersifat meramalkan kecakapan yang mungkin akan dicapai siswa setelah mendapatkan pendidikan yang selayaknya.
Kelebihan tes bakat umum yaitu: tes ini akan dapat membantu siswa dalam mengarahkan studi maupun memilih lapangan pekerjaan agar tidak gagal dalam mencapainya. Kelemahannya adalah: 1) tes ini tidak dapat mengukur seluruh aspek kemampuan siswa. 2) jangkauan penggunaan sangat terbatas.
·      Berdasarkan  bentuk atau tipe itemnya :
1.    Tes Subjektif  (essay test).
Tes karangan adalah suatu tes yang memberi kesempatan siswa untuk mengorganisasikan jawabannya secara bebas sesuai dengan kemampuan dan bahasanya sendiri. Ciri-ciri pertanyaannya berupa kata-kata seperti ;uraikan,jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Isi tes subjektif  tidak banyak, hanya berkisar 5-10 soal kira-kira dalam waktu 90 s.d 120 menit.
-          Kelebihan-kelebihan dalam tes subjektif adalah :
a.       Mudah disiapkan dan disusun
b.      tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan
c.       mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus
d.      memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
e.      dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan.
-          Kelemahan-kelemahan dalam tes subjektif adalah :
a.       kadarvaliditad dan reabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasainya
b.      kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya terbatas
c.       cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif
d.      pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai
e.      waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
-          tes bentuk subjektif digunakan apabila :
-          kelompok yang akan tes kecil, dan tes itu tidak digunakan berulang-ulang
-          guru ingin menggunakan berbagai cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bentuk tertulis
-          guru ingin mengetahui lebih banyak tentang sikap-sikap siswa daripada hasil yang telah dicapai
-          memiliki waktu yang cukup banyak untuk menyusun tes

2.    Tes objektif.
Tes objektif adalah suatu tes yang telah menyediakan sejumlah jawaban yang tersedia dari sejumlah besar item.
-          Kelebihan-kelebihan tes objektif :
a.       mengandung lebih banyak segi-segi yang positif misalnya lebih representatif mewakili isi dan luas bahannya, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa
b.      lebih mudah dan cepat cara pemeriksaannya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat kemajuann teknologi
c.       pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain
d.      dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi
-          Kelemahan-kelemahan tes objektif :
a.       Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak dan harus diteliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
b.      soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
c.       banyak kesempatan untuk main untung-untungan
d.      ”kerja sama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka
-          Tes objketif digunakan apabila :
a.       kelompok yang akan dites banyak dan tesnya akan digunakan lagi berkali-kali
b.      skor yang diperoleh diperkirakan akan dapat dipercaya (mempunyai reabilitas yang tinggi)
c.       guru lebih mampu menyusun tes bentuk objektif dari pada tes bentuk esai (uraian)
d.      hanya mempunyai waktu sedikit untuk koreksi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk menyusun tes
Secara umum tes objektif dapat dibagikan menjadi :
ü   Bentuk benar salah ( true-false test ): Bentuk ini terdiri atas pernyataan yang sesuai dengan  alternatif jawaban benar atau salah. Bentuk ini lebih cocok untuk mengukur hal-hal faktual dan terbatas sifatnya seperti tabel dan grafik.
ü   Bentuk pilihan ganda (multiple choice test) : Bentuk ini terdiri atas suatu pernyataan atau pertanyaan dan sejumlah pilihan atau alternatif jawaban. Jumlah alternatif jawaban untuk setiap item tidak pasti, biasanya berkisar antara tiga sampai lima, tergantung pada tingkat pendidikan siswa.
ü   Bentuk menjodohkan (matcing test): item bentuk menjodohkan, siswa dihadapkan pada suatu  daftar alternatif jawaban dari mana harus dicari jawaban pasangan untuk setiap item. Bentuk ini paling cocok untuk mengukur hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan  tentang istilah, defenisi, peristiwa dan kemampuan bagaimana mengidentifikasikan antara dua hal yang berhubungan.
3.Tes semi objektif (semi karangan )
Tes semi objektif adalah tes yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan jawabannya sendiri  secara singkat sesuai dengan kemampuan dan bahasanya sendiri.
ü   Tes jawaban singkat :  tes ini berbentuk suatu pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu formula singkat, atau satu angka.
ü   Tes melengkapi : tes ini berupa suatu pernyataan yang belum lengkap, dimana siswa diminta untuk melengkapi pernyataan tersebut dengan satu kata, satu formula singkat atau satu angka.
·      Berdasarkan lamanya waktu pengukuran :
1.    Tes kekuatan ( power test)
Tes kekuatan adalah suatu tes untuk mengukur  taraf kemampuan siswa dalam batas waktu secukupnya.
2.         Tes kecepatan ( speed test)
Tes kecepatan adalah suatu tes dimana yang dipentingkan adalah kecepatan menjawab, biasanya diukur dalam bentuk banyaknya jumlah jawaban yang bisa  diselesaikan dalam suatu waktu yang tersedia.
·      Berdasarkan  alat ekspresinya:
1.    Tes non verbal  adalah tes yang pengungkapan isi item dan jawaban memakai simbol bilangan , gambar dan tindakan.
2.    Tes verbal  adalah tes yang pengungkapan isi item dan jawabannya memakai simbol bahasa baik yang mempunyai arti maupun yang tidak, secara lisan atau tertulis.
·      Berdasarkan  jumlah siswa yang dilibatkan:
1.         Tes individual  adalah suatu tes yang dilaksanakan hanya tebatas untuk satu orang siswa pada saat tertentu.
2.         Tes grup  adalah suatu tes yang dilaksanakan lebih dari satu orang siswa pada suatu saat dalam waktu bersamaan
·           Berdasarkan tingkat atau taraf mutunya:
1.    Tes buatan guru  adalah suatu tes yang dibuat dan digunakan oleh seorang guru sendiri di sekolah.
2.    Tes baku adalah suatu tes yang telah  distandardisasikan  atau disusun secara cermat oleh seorang atau tim ahli penyusun tes melalui uji coba berkali-kali, sehingga tes tersebut telah memiliki mutu yang tinggi.



Program Tahunan, Program Semester dan Kalender pendidikan


A.    Program Tahunan
1.      Pengertian Program Tahunan
                 
      Program tahunan adalah Rancangan kegiatan belajar mengajar secara garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu tahun dengan memperhatikan analisis kurikulum beserta perhitungan pekan efektif
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan sebagai pedoman bagi pengembangan program-program selanjutnya, seperti program semester, program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan.
Program tahunan memuat penjabaran alokasi waktu tiap-tiap standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk tiap semester dan tiap kelas selama satu tahun pelajaran. Program tahunan selanjutnya dijabarkan secara rinci pada program semester. Program tahunan dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya.

2.      Cara-cara membuat Program Tahunan
a. Mengidentifikasi jumlah kompetensi dasar dan indikator dalam satu tahun.
b. Mengidentifikasi keluasan dan kedalaman kompetensi dasar
c. Melakukan pemetaan kompetensi dasar untuk tiap semester
d. Menentukan alokasi waktu untuk masing-masing kompetensi dengan memperhatikan pekan efektif



3.      Contoh Program Tahunan


PROGRAM TAHUNAN
Sekolah
: SMP Semen Padang
Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan
: SLTP / MTsN
Kelas
: IX
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
No.
SMT
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
WAKTU
KET.






1
1
1. Memahami kesebangungan
1.1. Mengidentifikasi bangun-
5×40 menit



    bangun datar dan penggunaannya
       bangun datar yang sebangun




    dalam pemecahan masalah
       dan kongruen





1.2. Mengidentifikasi sifat-sifat dua
3×40 menit




      segitiga sebangun dan kongruen





      dan kongruen





1.3. Menggunakan konsep kese-
10×40 menit




      bangunan segitiga dalam





      pemecahan  masalah




Ulangan Harian I

2×40 menit

2

2. Memahami sifat-sfat tabung,
2.1 Mengidentifikasi unsur-unsur
3×40 menit



    kerucut dan bola serta menentu
      tabung, kerucut dan bola




    kan ukurannya.
2.2 Menghitung luas selimut dan
15×40 menit




      volume tabung, kerucut & bola





2.3 Memecahkan masalah yang
2×40 menit




      berkaitan dengan tabung,





      kerucut dan bola.




Ulangan Harian II

3×40 menit

3

3. Statistik dan peluang melakukan
3.1 Menentukan rata-rata, median,
5×40 menit



    pengolahan dan penyajian data
     dan modus data tunggal serta





     penafsirannya





3.2 Menyajikan data dalam bentuk
7×40 menit




     tabel dan diagram batang, garis





     dan lingkaran.




Ulangan Harian III

3×40 menit

4

4. Memahami peluang kejadian
4.1 Menentukan ruang sampel
2×40 menit



    sederhana
     suatu percobaan





4.2 Menentukan peluang suatu
8×40 menit




     kejadian sederhana




Ulangan Harian IV

2×40 menit



Cadangan

15×40 menit



Jumlah I

85×40 menit

5
II
Bilangan





5. Memahami sifati-sifat bilangan
5.1 Menidentifikasi sifat-sifat
5×40 menit



    berpangkat dan bentuk akar
      bilangan berpangkat dan




    serta penggunaannya dalam
      bentuk akar




    pemecahan masalah sederhana
5.2 Melakukan operasi aljabar  yg
15×40 menit




      melibatkan bilangan berpangkat





      bulat dan bentuk akar





5.3 Memecahkan masalah seder-
3×40 menit




      hana yang berkaitan dengan





      bilangan berpangkat dan





      bentuk akar




Ulangan Harian I

2×40 menit



6. Memahami barisan dan deret
6.1 Menentukan pola barisan
5×40 menit



    bilangan serta penggunaannya
      bilangan sederhana




    dalam pemechana masalah
6.2 Menentukan suku ke-n barisan
5×40 menit




      aritmatika dan barisan geometri





6.3 Menentukan jumlah n suku
5×40 menit




      pertama seret aritmatika dan





      deret geometri





6.4 Memecahkan masalah yang
3×40 menit




      berkaitan dengan barisan dan





      deret.




Ulangan Harian II

2×40 menit



Cadangan

20×40 menit



Jumlah II

65×40 menit



Jumlah seluruhnya

150×40 menit

Mengetahui:
                                                 Padang,    Mei 2011
Kepala SMP Semen Padang
                                                 Guru Matematika
Gusriadi, S.Pd
                                                 Desy Andria Ningsih, S.Pd
NIP : 336 99 70
                                                 NIP : 111 08 13

B.     Program Semester
1.      Pengertian Program Semester

      Program semester adalah rancangan kegiatan belajar mengajar secara garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu semester dengan memperhatikan program tahunan dan alokasi waktu tiap minggu . Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Isi dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.

2.      Cara-cara membuat Program Semester
a.       Mengidentifikasi jumlah kompetensi dasar dan indikator dalam satu tahun.
b.      Mengidentifikasi keluasan dan kedalaman kompetensi dasar dan indikator
c.       Melakukan pemetaan kompetensi dasar untuk tiap semester
d.      Menentukan alokasi waktu untuk masing-masing kompetensi dengan memperhatikan pekan efektif

3.      Contoh Program Semester
PROGRAM SEMESTER
SEKOLAH                         : SMP Semen Padang
MATA PELAJARAN       : Matematika
KELAS / SEMESTER       : IX/ I
TAHUN PELAJARAN    : 2011 / 2012      
ALOKASI WAKTU         : 60 Jam Pelajaran


RINCIAN MINGGU EFEKTIF DAN JUMLAH JAM EFEKTIF

A.      Jumlah minggu dalam satu semester


No.

Nama Bulan

Banyak Minggu
Minggu
Tidak
Efektif

Minggu
Efekeif

1.

2.

3.

4.

5.

6.


Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

4

4

5

4

4

5


1

4

1

-

-

3

3

-

4

4

4

2

Jumlah


26

9

17

B.      Jumlah minggu yang tidak efektif
1.       Libur Semester II TP.2010/2011                         : 1 minggu
2.       Libur Puasa dan Hari Raya Idul Fitri   : 5 minggu
3.       Ujian Semester I TP 2011/2012                           : 1 minggu
4.       Class meeting                                                            : 1 minggu
5.       Libur Semester I TP 2009/2010                          : 1 minggu
      Jumlah                                                                            : 9 minggu

C.      Jumlah minggu efektif
F  26 minggu – 9 minggu = 17 minggu

D.      Perhitungan jam efektif
1.       Jumlah jam pelajaran 1 minggu          : 5 jam pelajaran
2.       Jumlah jam pelajaran 1 semester     : 17 × 5 = 85 jam pelajaran
3.       Ulangan Harian                                         : 10 jam pelajaran
4.       Cadangan                                                    : 15 jam pelajaran
5.       Jumlah jam efektif                  : 85 – 25 jam pelajaran
  = 60 jam pelajaran
Mengetahui,                                                                                                     Padang,                Mei 2011            
Kepala SMP Semen Padang                                                        Guru Mata Pelajaran



Gusriadi, S.Pd                                                                                   Desy Andria Ningsih, S.Pd
NIP : 336 99 70                                                                                   NIP : 111 08 13


C.    Kalender Akademik
1.      Pengertian Kalender Akademik
Kurikulum  satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel 26.

Tabel 26. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No.
kegiatan
Alokasi waktu
keterangan
1
Minggu efektif belajar
Minimum 34 minggu, maksimum 38 minggu
Digunakan untuk pembelajaran efektif pada setiap tahun pendidikan
2
Jeda tengah semester
Maksimum 2
minggu
Satu minggu setiap semester
3
Jeda antarsemester
Maksimum 2
minggu
Antara semester I dan II
4
Libur akhir tahun
pelajaran
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan
dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
5
Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
6
Hari libur
umum/nasional
Maksimum 2
minggu
Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah
7
Hari libur khusus
Maksimum 1
minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
ciri kekhususan masing-masing
8
Kegiatan khusus
sekolah/madrasah
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif

2.      Cara-cara Penetapan Kalender Akademik
Cara penetapan Kalender Akademik adalah sebagai berikut:
a.        Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
b.       Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
c.       Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
d.      Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
3.      Contoh Kalender Akademik